“Ukraina telah berkomitmen, secara tertulis, untuk memastikan amunisi ini hanya digunakan di tempat yang sesuai, tidak digunakan di pusat penduduk. Mereka akan mencatat setiap tempat penggunaan dan akan memprioritaskan upaya pembersihan ranjau. Kami akan membantu mereka melakukannya di lokasi-lokasi di mana mereka menggunakan amunisi ini," ujarnya.
Saat disinggung sampai kapan AS akan memasok bom klaster, Austin menegaskan AS ingin memastikan Ukraina memiliki senjata yang dibutuhkan.
Berdasarkan catatan Departemen Pertahanan AS (Pentagon), perang Irak adalah kali terakhir AS menggunakan amunisi tandan. Amunisi yang dikirim sama dengan yang dikirim ke Ukraina.
AS, Ukraina, dan Rusia tak ikut menandatangani Konvensi Amunisi Tandan pada 2008 yang berlaku efektif pada 2010. Konvensi itu sudah ditandatangani dan diratifikasi oleh 111 negara. Kesepakatan tersebut memuat larangan memproduksi, menggunakan, menimbun, serta mengirim bom klaster ke pihak lain.
Amunisi tandan bisa membahayakan warga sipil karena tak semua bom kecil meledak begitu dilepas dari induknya. Bom yang tak meledak bisa bertahan hingga puluhan tahun, terkubur di dalam tanah.
Selain itu, saat digunakan bom meledak di area luas yang bisa membunuh atau melukai siapa pun tanpa pandang bulu.