Israel menyebut Rafah sebagai rumah bagi empat batalion tempur Hamas yang diperkuat oleh ribuan pejuang yang bersembunyi di sana. Bagi Tel Aviv, pasukan zionis harus mengalahkan para pejuang Hamas itu untuk meraih kemenangan dalam perang yang sudah menewaskan lebih dari 34.000 warga sipil di Gaza.
Namun Rafah, yang daerahnya berbatasan dengan perbatasan Mesir itu, juga menampung lebih dari 1 juta warga Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel di seluruh Jalur Gaza. Kemungkinan para pengungsi itu untuk melarikan diri lagi sangatlah menakutkan.
Sebelumnya pada Sabtu, Hamas menyatakan telah menerima tanggapan resmi Israel terhadap proposal gencatan senjata terbarunya dalam perundingan yang dimediasi Mesir dan Qatar. Saat ini, gerakan pejuang Palestina itu masih mempelajari tanggapan tersebut sebelum mengajukan jawabannya.
Pada Kamis (25/4/2024), Amerika Serikat dan 17 negara lainnya mendesak Hamas untuk membebaskan semua tawanan sebagai jalan untuk mengakhiri krisis Gaza.
Hamas ingin agar kesepakatan yang dihasilkan betul-betul bisa mengakhiri pertempuran secara permanen. Jika tidak, kelompok pejuang itu bersumpah untuk menghancurkan Israel. Sementara Israel juga berencana untuk melanjutkan perang sampai kapasitas pemerintahan dan militer Hamas dibubarkan.
Saat ini, lebih dari 130 sandera masih ditahan di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak.