YANGON, iNews.id – Lebih dari 125.000 guru sekolah di Myanmar diberhentikan sementara oleh junta militer. Mereka diskors lantaran ikut bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil untuk menentang kudeta pada Februari lalu.
Pemberhentian para guru itu terjadi beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru. Penyelenggaraan pendidikan tahun ini diboikot oleh beberapa guru dan orang tua sebagai bagian dari kampanye menenatang kudeta. Aksi tersebut turut membuat aktivitas negara itu menjadi lumpuh pascakudeta.
Reuters melansir, sampai Sabtu (22/5/2021), sudah ada 125.900 guru yang diskors. Data itu diungkapkan oleh seorang pejabat Federasi Guru Myanmar yang enggan disebutkan namanya dengan alasan keamanan.
Berdasarkan data terakhir yang dirilis dua tahun lalu, Myanmar memiliki sekitar 430.000 guru.
“Ini hanya pernyataan untuk mengancam orang agar kembali bekerja. Jika mereka benar-benar memecat orang sebanyak ini, seluruh sistem (pendidikan) tentu akan berhenti,” kata pejabat Federasi Guru Myanmar yang juga seorang pendidik itu.
Dia mengaku telah diberitahu bahwa tuduhan pembangkangan terhadap para guru akan dibatalkan pemerintah junta militer jika mereka bersedia kembali bekerja.
Reuters tidak dapat menghubungi Kementerian Pendidikan Myanmar untuk memberikan komentar. Akan tetapi, surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah, meminta para guru dan siswa agar kembali ke sekolah untuk memulai kembali sistem pendidikan.