GAZA, iNews.id - Hamas mengecam keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena belum membuka kembali perbatasan Rafah yang menjadi jalur utama bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Kelompok perlawanan yang berkuasa di Gaza itu menuding Netanyahu bersikap fasis dan sengaja menghambat proses kemanusiaan untuk keuntungan politik.
Hamas menuding Netanyahu sebgaja mengulur waktu dan gagal memenuhi janji untuk membuka perbatasan Rafah. Penutupan perbatasan itu membuat bantuan kemanusiaan tersendat dan memperburuk penderitaan warga Gaza.
“Keputusan menunda pembukaan pintu Rafah serta membatasi masuknya bantuan kemanusiaan membuktikan fasisme pemerintah Israel,” kata Hamas, dalam pernyataan di Telegram, dikutip Jumat (17/10/2025).
Mereka menilai Netanyahu menjadikan penderitaan warga Gaza sebagai alat tawar politik di tengah tekanan internasional pascagencatan senjata.
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan tetap berkomitmen menjalankan perjanjian gencatan senjata dengan Israel, termasuk pemulangan jenazah para sandera Israel yang tewas. Namun proses tersebut terhambat karena sebagian besar jenazah masih tertimbun di reruntuhan bangunan dan terowongan yang dihancurkan pasukan Zionis.