ISLAMABAD, iNews.id - Pakistan bersiap dengan kemungkinan terburuk terkait meningkatnya ketegangan dengan India, termasuk jika terjadi perang. Meski demikian, Pakistan tetap berupaya mengedepankan solusi diplomatik, termasuk mendukung penyelidikan independen oleh lembaga internasional.
Hubungan India dan Pakistan, yang sebelumnya sudah tegang, semakin memanas pasca-serangan teror di Kashmir yang menewaskan 28 orang pada 22 April lalu. India menuduh ada peran pemerintah Pakistan dalam serangan brutal tersebut.
Kelompok Perlawanan Kashmir mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pemerintahan di Islamabad berkali-kali membantah terlibat dalam serangan yang dilakukan kelompok-kelompok separatis di wilayah Kashmir yang dikuasai India.
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif tidak menutup kemungkinan meningkatnya eskalasi dengan India.
Dia menyinggung retorika politik yang terus disampaikan politisi dan pemerintah India terkait serangan di Kashmir. Pernyataan-pernyataan India, termasuk ancaman terhadap Pakistan, sama sekali tidak mendukung untuk membuat situasi menjadi lebih dingin.
"Saat ini, ada kemungkinan eskalasi, karena cara media India, politik India, perdana menteri mereka berbicara. Tampaknya mereka menciptakan kesempatan ini untuk memfitnah Pakistan... tanpa saksi apa pun, tanpa bukti apa pun," kata Asif, seperti dikutip dari Spuntik, Selasa (29/4/2025).
Asif menegaskan Pakistan tidak berniat memperburuk situasi antara kedua negara. Namun jika India berusaha menyerang negaranya, Pakistan akan menghadapi dengan respons yang lebih dari sekadar pembalasan.
Meski demikian, dia tidak yakin konflik ini akan meningkat menjadi konfrontasi lebih besar, apalagi sampai menggunakan senjata nuklir.
"India dan Pakistan sama-sama merupakan negara berkekuatan nuklir, tapi saya kira tidak akan menjadi sejauh itu," tuturnya.