Kemarahan Duterte terhadap keluarga Marcos dipicu oleh keputusan panel DPR untuk memindahkan Kepala Staf Wakil Presiden Zuleika Lopez ke fasilitas pemasyarakatan di Mandaluyong.
Lopez ditahan setelah dia disebut melakukan penghinaan terhadap pengadilan atas dugaan campur tangan yang tidak semestinya dalam penyelidikan panel terhadap dana rahasia kantor yang dipimpin oleh Duterte.
Sara Duterte juga menghadapi ancaman pemakzulan di DPR, yang dipimpin oleh sepupu Marcos, Romualdez, yang diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2028.
Tidak hanya itu, Duterte juga berselisih dengan istri presiden, Liza Araneta-Marcos, yang menuduhnya menertawakan sebuah acara pada bulan Januari ketika ayahnya, mantan presiden Rodrigo Duterte, menuduh Marcos sebagai pecandu narkoba.
Sebelumnya, Sara Duterte mengundurkan diri dari jabatan Menteri Pendidikan pada bulan Juni karena hubungan antara kedua keluarga mencapai titik kritis.
Beberapa bulan sebelumnya, ayahnya, Rodrigo Duterte menuduh Marcos sebagai pecandu narkoba, dan presiden keesokan harinya mengklaim kesehatan pendahulunya menurun karena penggunaan opioid fentanil yang kuat dalam jangka panjang.
Kemudian, pada Oktober 2024, Duterte mengatakan dia merasa dimanfaatkan setelah bekerja sama dengan Marcos untuk pemilihan pada Mei 2022, yang mereka menangkan dengan telak.