JENEWA, iNews.id - Badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR) khawatir atas laporan bahwa orang-orang melarikan diri dari kekerasan yang meningkat di Negara Bagian Chin dan Rakhine di bagian selatan Myanmar. Hal itu diduga akan menambah ketidakstabilan yang meningkat di wilayah-wilayah itu.
UNHCR mengaku saat ini tidak bisa menilai skala situasi kemanusiaan di wilayah-wilayah yang bergejolak di Chin dan Rakhine, lantaran tidak memiliki akses ke sana dan daerah lain di Myanmar.
Namun, sebagaimana dilaporkan VOA, Senin (11/2/2019), UNHCR menyatakan laporan yang diterima dari situasi keamanan yang memburuk di kedua negara bagian itu sangat mengkhawatirkan. Disebutkan, badan itu tidak tahu berapa banyak orang yang sudah meninggalkan rumah dan menjadi pengungsi di dalam negeri sendiri sejak kekerasan berkobar pada Desember lalu.
Selain itu, di Rakhine, juru bicara UNHCR Andrej Mahecic mengatakan sejumlah Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk mencari suaka.
"Yang kami ketahui dari beberapa laporan, sekitar 200 orang mencari perlindungan dan keselamatan. Ini dilaporkan di daerah yang sangat terpencil di mana kami benar-benar tidak memiliki akses," ujarnya.