Keputusan untuk memperpanjang masa tugas ini diambil setelah kepala UNRWA mengundurkan diri pada November 2019 di tengah penyelidikan internal atas dugaan pelanggaran masalah administrasi dan etik. Laporan etik internal menuduh manajemen menyalahgunakan wewenang di tingkat tertinggi badan tersebut.
Sebelumnya UNRWA menghadapi krisis keuangan setelah AS menghentikan semua pendanaan pada 2018.
UNRWA didirikan setelah jutaan warga Palestina diusir atau melarikan diri dari kampung halaman mereka setelah perang 1948 dengan Israel.
Lembaga ini menyediakan layanan sekolah dan medis untuk pengungsi Palestina yang tersebar di Yordania, Lebanon, dan Suriah, serta wilayah Palestina. UNRWA juga mempekerjakan sekitar 30.000 orang, sebagian besar warga Palestina.