Teror yang dilakukan Saipov diduga memiliki keterkaitan dengan ISIS. Hal ini diketahui dari barang bukti yang ditemukan oleh polisi, yakni berupa dokumen dan bendera ISIS. Ini merupakan kali keempat warga Uzbekistan menjadi pelaku teror mematikan sepanjang tahun ini.
Muminov menyadari fakta bahwa banyak warga senegaranya yang terlibat aksi teror. Dia pun mengaku siap untuk ditanyai oleh pihak berwenang.
Soal serangan yang dilakukan Saipov, Muminov mengaku tidak mengetahui mengapa temannya melakukan itu. Menurutnya, Saipov hanya memiliki sedikit teman dan dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena kemampuan bahasa Inggrisnya buruk.
"Dia itu penyendiri, mudah gugup, dan terkadang agresif. Karena sangat kesepian, dia membangun dunianya sendiri. Dia juga tidak terlalu populer," papar Muminov.
Perusahaan media Uzbekistan, Jahon, menginformasikan bahwa Saipov lahir pada 8 Februari 1988 di Tashkent. Saipov mepelajari ilmu keuangan sebelum mendapat pekerjaan di salah satu hotel di negara itu. Saipov diketahui tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Dia mendapat izin masuk ke Amerika Serikat menggunakan Green Card pada 2010 lalu menikahi perempuan senegaranya dan menetap di AS.
Uzbekistan merupakan negara otoriter yang masyarakatnya didominasi pemeluk Islam. Negara ini diperintah oleh Moskow sampai keruntuhan Uni Soviet pada 1991. Praktik agama Islam sangat dikontrol ketat untuk mewaspadai tumbuhnya radikalisme.