Sejak wabah Covid-19 mewabah, otoritas Xinjiang melakukan upaya pengendalian dan pencegahan sebagaimana arahan Komite Sentral Partai Komunis China (CPC).
Semua warga dari kelompok etnis mana pun harus terjaga kesehatannya.
"Kami telah melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian. Tidak ada kasus korona di kamp vokasi dan penjara di Xinjiang," ujarnya.
Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), di Xinjiang terdapat 76 kasus virus korona, sebanyak dua orang di antaranya meninggal dan 30 lainnya sembuh.
China dihujani kritik dari masyarakat internasional atas perlakuan mereka yang dianggap menindas sebagian besar warga etnis Uighur, kelompok minoritas muslim di negeri itu.
Mereka ditahan di kamp-kamp khusus dengan dalih pendidikan dan menangkal terorisme.
Pada Agustus 2018, komite PBB mendapat laporan bahwa 1 juta warga Uighur dan kelompok muslim lainnya ditahan di Xinjiang barat. Di sana mereka menjalani program 'reedukasi' atau 'pendidikan ulang'.