Pengumuman ini disampaikan kurang dari 2 pekan menjelang Tahun Baru Yahudi. Lonjakan kasus Covid-19 terbaru menimbulkan kekhawatiran negara tersebut memberlakukan kembali lockdown total nasional selama liburan tahun baru.
Di bawah tekanan publik yang berat, Netanyahu pada Juli menunjuk direktur sebuah rumah sakit yang juga mantan direktur Kementerian Kesehatan, Ronni Gamzu, sebagai manajer penanganan virus corona nasional.
Gamzu mendorong penutupan total area-area yang menjadi pusat wabah terburuk. Kota-kota berstatus zona merah terkonsentrasi di komunitas Arab dan Yahudi ultra-Ortodoks.
Namun para pemimpin ultra-Ortodoks dengan keras menolak seruan lockdown dan mengancam tidak akan mematuhinya. Partai ortodoks merupakan mitra utama di koalisi pemerintahan Netanyahu.
Selanjutnya Netanyahu mengatakan lockdown total tak akan diberlakukan. Sebagai gantinya area zona merah hanya akan diberlakukan jam malam, menutup sekolah, dan pembatasan pertemuan publik.
"Saya tahu langkah-langkah ini tidak mudah, tapi dalam situasi saat ini tidak ada yang bisa lolos. Kami akan terus mengambil langkah-langkah bertanggung jawab yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, nyawa, dan perekonomian," ujar Netanyahu, dikutip dari Associated Press.
Sejauh ini Israel mengonfirmasi hampir 130.000 kasus virus corona, sebanyak 26.000 di antaranya masih aktif. Belakangan ini lonjakan kasus Covid-19 di Israel mencapai 3.000 per hari.