DEN HAAG, iNews.id - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Ronald “Bato” Dela Rosa, mantan Kepala Kepolisian Nasional Filipina yang kini menjadi senator.
Dela Rosa dituduh terlibat langsung dalam pembunuhan di luar proses hukum (extrajudicial killings) selama menjalankan perang brutal melawan kejahatan narkoba di masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.
Langkah ICC ini menandai babak baru dalam penyelidikan kejahatan terhadap kemanusiaan yang mengguncang Filipina selama kepemimpinan Duterte.
Arsitek Perang Narkoba Duterte
Dela Rosa dikenal sebagai arsitek utama kebijakan “war on drugs” yang dicanangkan Duterte tak lama setelah menjabat presiden pada 2016. Sebagai kepala Kepolisian Nasional Filipina saat itu, Dela Rosa mengawasi langsung operasi-operasi besar yang menargetkan pengedar dan pengguna narkoba di berbagai wilayah.
Namun, operasi tersebut diwarnai rangkaian pembunuhan tanpa proses hukum, yang menurut kelompok HAM internasional telah menewaskan lebih dari 6.000 orang, sebagian besar dari kalangan masyarakat miskin di perkotaan.
ICC menilai, tindakan aparat di bawah komando Dela Rosa tidak hanya melanggar hukum nasional, tetapi juga hukum internasional, karena dilakukan secara sistematis dan terencana.
Diduga Terlibat Langsung dalam Kejahatan Kemanusiaan
Menurut Ombudsman Filipina, Jesus Crispin Remulla, ICC menganggap ada bukti kuat bahwa Dela Rosa memainkan peran penting dalam kebijakan yang mengizinkan atau mendorong pembunuhan di luar hukum.
“ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Senator Dela Rosa,” ujar Remulla, kepada stasiun radio DZRH, dikutip Senin(10/11/2025).
Remulla menjelaskan, surat tersebut memungkinkan Dela Rosa untuk dieksktradisi ke Den Haag, Belanda, tempat ICC bermarkas. Proses itu akan dilakukan setelah ICC secara resmi mengajukan permintaan ekstradisi ke pemerintah Filipina.