JEDDAH, iNews.id - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menunjukkan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan Muslimah di Jalur Gaza Palestina. Itu ditunjukkan dalam konferensi OKI tentang Perempuan dalam Islam yang digelar di Jeddah, Arab Saudi yang berlangsung sejak Senin hingga Rabu (6-8/11/2023).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan, perempuan menghadapi banyak tantangan, terutama di wilayah perang atau konflik bersenjata. Dia menyerukan agar perempuan harus mendapat perlindungan seraya mendukung kelompk paling riskan terdampak konflik tersebut.
“Kami bertemu di tengah situasi sulit yang dialami perempuan Palestina di Jalur Gaza akibat pelanggaran Israel terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan," kata Pangeran Faisal.
"Apalagi, mengingat sikap diam dan kegagalan komunitas internasional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan tersebut untuk menghentikan eskalasi dan hentikan pertumpahan darah," ujarnya, menambahkan.
Pangeran Faisal mengecam kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina, termasuk perempuan.
"Kami menghargai dan memuji peran penting dan pengorbanan besar perempuan demi keadilan perjuangan mereka," tuturnya.
Selain itu, perempuan Muslim menghadapi banyak tantangan dan mengalami banyak diskriminasi di beberapa negara lain.
Dalam pelaksanaan konferensi Perempuan dalam Islam di Jeddah, banyak delegasi dari berbagai negara menyuarakan kepedulian dan perlunya perlindungan bagi perempuan di Palestina. Itu menunjukkan sikap satu suara negara-negara OKI dalam hal tersebut.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah kontribusi nyata dalam pemberdayaan dan perlindungan perempuan di Jalur Gaza. Apakah hanya sekadar diplomasi untuk memberikan perhatian atau hanya dengan memberikan bantuan kemanusiaan.
Banyak delegasi menyerukan tindakan nyata yang bisa berdampak langsung kepada perempuan di Gaza, Palestina.