Kendaraan-kendaraan polisi kemudian mundur. Hasilnya imbang. Tidak maju, tidak juga mundur.
Ada sekian ratus demonstran lainnya di sekitar kampus. Paramedis merawat mereka yang terkena gas air mata atau cairan biru meriam air yang terasa perih di kulit. Lainnya menjaga barikade-barikade di pintu-pintu kampus yang kini dikepung.
Saat polisi mengumumkan tenggat pukul 22.00 bagi para demonstran untuk menyerah atau menghadapi kemungkinan kekuatan mematikan, sejumlah demonstran mengganti pakaian hitam mereka, membuang penutup wajah, dan menghilang di kegelapan. Beberapa ditangkap, tapi sebagian lolos.
Mereka yang tersisa tampak bertekad berjuang sampai akhir, apapun risikonya.
"Jika saya mati, ingatlah saya," kata seorang pemuda kepada saya.
Bentrokan antara aparat dan demonstran juga terjadi di sekitar kampus. Kebakaran dahsyat dilaporkan sempat berlangsung di jembatan pejalan kaki yang, menurut sejumlah saksi mata, memicu serangkaian ledakan kecil.
Dinas pemadam kebakaran api kemudian menghentikan kobaran api.
Sementara itu, sebuah truk polisi di jembatan atas terowongan Cross Harbour, yang menghubungkan Kowloon dan Pulau Hong Kong, dibakar dan dipaksa mundur oleh kerumunan massa demonstran. Mereka berlindung di balik payung sembari melemparkan bom molotov.