ANKARA, iNews.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menegaskan negaranya tak akan menyerah dengan ancaman Amerika Serikat (AS). Hubungan kedua negara semakin tegang terkait penahanan pendeta Andrew Brunson.
Pada Jumat kemarin, Presiden AS Donald Trump memberlakukan kebijakan tarif baru atas barang aluminium dan baja Turki yang berdampak pada melemahnya nilai mata uang lira terhadap dolar AS.
"Adalah tindakan yang salah untuk membawa Turki berlutut melalui ancaman terkait seorang pendeta," kata Erdogan, di hadapan massa di Kota Unye, Laut Hitam, dikutip dari AFP, Sabtu (11/8/2018).
"Saya menyebut Amerika lagi, tidak tahu malu, tidak tahu malu. Anda mengorbankan mitra strategis Anda di NATO untuk seorang pendeta," kata Erdogan.
Dua juga menyerukan kepada seluruh warga Turki agar menjual dolar dan euro demi menaikkan kembali nilai mata uang lira.