Hasil ini merupakan pukulan bagi China, yang memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak malu-malu menunjukkan ketidaksukaan pada Tsai.
Selama empat tahun terakhir ini China meningkatkan tekanan ekonomi, militer, dan diplomatik di pulau yang diperintah sendiri itu, berharap hal itu akan menakuti para pemilih sehingga mendukung oposisi Taiwan.
Namun taktik senjata yang kuat menjadi bumerang dan pemilih berbondong-bondong mendukung Partai Progresif Demokratik (DPP). Sebagian besar warga didorong oleh respons garis keras China terhadap aksi protes pro-demokrasi berbulan-bulan di Hong Kong.
Di Amerika Serikat, sekutu militer utama Taiwan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberikan ucapan selamat kepada Tsai.
"Selamat atas komitmen Tsai menjaga stabilitas lintas-Selat dalam menghadapi tekanan yang tak henti-hentinya," kata Pompeo.