Sebuah sumber diplomatik Maroko di Kiev mengatakan, Brahim Saadoun dipenjara oleh sebuah entitas yang tidak diakui oleh Maroko maupun oleh PBB. Entitas itu mengacu pada DPR—kelompok separatis pro-Rusia yang menguasai sebagian wilayah Ukraina Timur dan memproklamasikan diri sebagai negara merdeka.
Menurut sumber itu, Brahim ditangkap saat mengenakan seragam tentara Ukraina.
Setelah agresi Rusia ke Ukraina, Kementerian Luar Negeri Maroko menyatakan, pihaknya mendukung integritas teritorial dan persatuan nasional semua negara anggota PBB.
Maroko memang tidak secara terbuka mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina. Namun, Rabat menolak penggunaan kekuatan dalam perselisihan antarnegara dan menyerukan dialog.