DHAKA, iNews.id - Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, mengundurkan diri dan kabur ke luar negeri dengan helikopter militer pada Senin (5/8/2024) di tengah kerusuhan yang meluas di negeri itu. Selama 15 tahun berkuasa, dia dikenal sebagai sosok diktator.
Politikus berusia 76 tahun itu adalah putri dari pendiri negara dan juga mantan Presiden Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman. Hasina dulu bahkan memimpin pemberontakan prodemokrasi yang menggulingkan penguasa militer dan Presiden Hossain Mohammad Ershad dari kekuasaan pada 1990.
Hasina pertama kali menjadi perdana menteri setelah Partai Liga Awami yang dia pimpin memenangkan pemilihan umum pada 1996. Dia berkuasa lagi pada 2009, membantu mencapai pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Namun pada saat yang sama, kekuasaannya tumbuh semakin otokratis, mengekang kebebasan berbicara, perbedaan pendapat, dan bahkan tak segan-segan menyingkirkan oposisi di Bangladesh, negara berpenduduk 170 juta jiwa dan terpadat kedelapan di dunia.
Dilansir dari Al Jazeera, masa jabatan Hasina sebagai kepala pemerintahan perempuan terlama di Bangladesh ditandai dengan penggunaan aparat keamanan, termasuk pasukan paramiliter Batalion Aksi Cepat yang terkenal kejam dan bengis. Dikatakan bahwa, pasukan itu digunakannya untuk menculik dan bahkan membunuh para anggota oposisi dan pembangkang.
Bahkan lembaga peradilan, yang sebagian besar merupakan lembaga bipartisan, menjadi tidak konsisten selama masa jabatannya. Kediktatorannya memaksa seorang hakim terkemuka untuk meninggalkan negara itu gara-gara putusannya menentang Hasina.