KHARTOUM, iNews.id – Tingkat inflasi tahunan Sudan mencapai 412,75 persen pada Juni. Angka itu naik dari 379 persen pada Mei lalu, menurut laporan yang disiarkan kantor berita negara Afrika itu, SUNA, Minggu (18/7/2021).
Sudan saat ini tengah menjalani program reformasi ekonomi yang didukung dan diawasi oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Pemerintah setempat menyatakan, harga-harga komoditas di negara itu akan terus naik selama proses implementasi reformasi tersebut.
SUNA melaporkan, lonjakan terakhir pada tingkat inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat, termasuk makanan.
Sudan melalui transisi yang sulit sejak penggulingan Presiden Omar al-Bashir pada April 2019, menyusul protes massal terhadap kepemimpinannya yang dipicu oleh krisis ekonomi. Sanksi AS selama beberapa dekade terakhir, serta salah urus negara di era Bashir, membuat ekonomi Sudan begitu terpukul.
Sementara, pemerintah transisi yang dibentuk pada Agustus 2019 telah berjanji untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Selama beberapa bulan terakhir, Sudan menghapus subsidi bahan bakar diesel dan bensin. Sejak Februari, negara itu juga mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang terkelola terhadap mata uang pound Sudan, demi membendung pasar gelap yang meraja lela.