"Otoritas diplomatik (Kim) yang baru mencerminkan keinginannya untuk memimpin urusan diplomatik dan memperluas perannya di dalamnya, yang dapat meningkatkan beban diplomat Korea Utara di luar negeri untuk menunjukkan prestasi," ujar dia.
Penguatan kekuasaan ini dilakukan saat perundingan nuklir antara Korut dan Amerika Serikat (AS) mandek. Perundingan macet setelah pertemuan puncak kedua Kim dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi pada Februari gagal tanpa menghasilkan kesepakatan apa pun.
Kedua pemimpin sepakat memulai pembicaraan tingkat kerja pada pertemuan dadakan di Zona Demiliterisasi pada Juni lalu, namun dialog itu belum dimulai.
Korut sebelumnya menyatakan kemarahan atas latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, dan melakukan serangkaian uji coba rudal balistik dalam beberapa pekan terakhir.