Di saat bersamaan, para pekerja mulai merenovasi masjid. Pengerajin kayu dan kaca, tukang kebun, serta petugas karpet memasuki Masjid An Nur untuk mengembalikan kondisi seperti sedia kala.
Hal ini penting untuk menghilangkan trauma atas pembantaian sadis oleh pria 28 tahun Brenton Tarrant yang menyebut dirinya sebagai pengawal supremasi kulit putih.
Sementara itu area sekitar masjid ditutup dan dijaga ketat polisi bersenjata.
Menurut juru bicara itu, pengawalan tersebut untuk memastikan masyarakat muslim bisa dengan tenang kembali ke masjid melaksanakan Salat Jumat.
Imam Masjid An Nur, Gamal Fouda, mengatakan, Salat Jumat tetap akan dilaksanakan meskipun masjid belum bisa dibuka.
"Kami akan salat di sini pada Jumat. Kami tidak akan pernah meninggalkannya (salat) karena akan membuat senang orang-orang yang menyerang kami," kata Gamal, kepada New Zealand Herald.