Dia belakangan ini menggencarkan negosiasi untuk menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab dan muslim, serta mendorong pengakuan internasional lebih luas bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel.
Upaya Netanyahu itu dimulai setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2017 mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, langkah yang ditolak komunitas internasional termasuk Uni Eropa dan PBB.
Israel menyebut Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak bisa terbagi, padahal sesuai kesepakatan internasional, status wilayah itu harus diputuskan melalui negosiasi melibatkan Palestina, bukan diakui sepihak.
Sebelumnya Serbia mengumumkan akan memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem, menjadi negara Eropa pertama yang mengikuti langkah AS.
Kabar yang lebih mengejutkan, Kosovo, negara mayoritas berpeduduk muslim bekas bagian dari Serbia, mengumumkan akan membuka kantor misi di Yerusalem.