Keputusan itu tak lepas setelah pekan sebelumnya Netanyahu menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan membentuk pemerintah persatuan dengan mantan rivalnya, Benny Gantz, pemimpin Partai Biru dan Putih.
Perjanjian tersebut memungkinkan Netanyahu mendapatkan persetujuan terkait proposal untuk memulai pencaplokan Tepi Barat mulai Juli.
Warga Palestina menentang keras kedaulatan Israel atas Tepi Barat, yang dicaplok Negara Yahudi dalam perang 1967. Israel menguasai wilayah Tepi Barat sejak saat itu, meski dikecam dunia internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan Israel atas rencana pencaplokan tersebut.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov mengatakan, pencaplokan tersebut mengancam proses perdamaian yang telah lama dirintis.
Menurut dia, upaya mencaplok tanah dan mempercepat perluasan permukiman Yahudi, apalagi diperburuk dengan kondisi wabah virus corona, bisa semakin mengacaukan situasi.
"Tindakan sepihak hanya akan mengarah pada lebih banyak konflik dan penderitaan,” ujar Mladenov.