ANKARA, iNews.id - Kekuatan gempa bumi kedua yang mengguncang Turki pada Senin (6/2/2023) tak diperkirakan sebelumnya oleh para ahli. Turki berada di atas dua lempeng aktif, namun kekuatan gempa pada Senin lalu yang bertitik pusat di Provinsi Kahramanmaras di luar perkiraan.
Seismolog Turki Harold Tobin mengatakan dua gempa, masing-masing bermagnitudo 7,8 dan 7,7, bukan hanya terbesar di Turki, tapi juga dalam skala global, dilihat dari titik pusatnya yakni di daerah padat penduduk.
Gempa tersebut juga mengguncang sembilan provinsi lain serta memberi dampak bagi sekitar 13 juta penduduk Turki. Hingga Kamis (9/2/2023) malam WIB, jumlah korban tewas gempa di Turki saja sudah menembus 14.000 orang dan lebih dari 63.000 lainnya terluka.
Bukan hanya Turki, gempa juga menimbulkan kerusakan parah di Suriah. Korban tewas di Suriah mencapai 3.150 orang dan lebih dari 5.200 orang luka.
Soal dua gempa dahsyat pada patahan berbeda terjadi dalam kurun waktu relatif berdekatan, tak lebih dari 24 jam, Tobin mengungkapkan keterkejutannya. Gempa M7,8 mengguncang pada Senin pagi pukul 04.17 waktu setempat, selanjutnya gempa M7,7 berlangsung sekitar pukul 13.30.
Menurut dia, sepanjang sejarah pencatatan gempa modern di Turki ini belum pernah terjadi.
"Ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, hampir belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.
Kekuatan gempa bumi kedua pada Senin, lanjut dia, melebihi perkiraan yang diketahui para pakar.
"Kami, komunitas seismologi internasional, serta otoritas Turki, mengetahui tentang zona patahan Anatolia Timur serta gempa bumi yang diperkirakan terjadi di wilayah ini. Saya kira gempa ini lebih besar daripada yang diperkirakan karena kami tidak mengalami sejarah gempa sebesar itu di sesar Anatolia Timur," kata dia, dikutip dari Anadolu.
Dia melanjutkan, gempa bumi sekuat itu dirasakan pada wilayah luas di sepanjang zona patahan. Ratusan gempa susulan juga terjadi di sepanjang patahan yang sama. Namun, gempa kedua yang terjadi 9 jam setelah guncangan pertama terjadi pada patahan berbeda. Masalahnya, patahan kedua ini sangat jarang menghasilkan gempa besar.
“Kombinasi ini sungguh sangat disayangkan, sebuah tragedi mengerikan, karena gempa pertama sangat merusak kemudian yang kedua mengguncang tempat-tempat yang sudah rusak akibat gempa pertama,” katanya.