Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada Juni menemukan banyak pemilik ladang opium di barat dan selatan Afghanistan kekurangan tenaga kerja akibat penutupan perbatasan dengan Pakistan.
Terlepas dari banyaknya program pemberantasan selama bertahun-tahun, petani Afghanistan terus menanam bungan poppy (opium) tanpa takut tersentuh hukum. Sebab, pejabat pemerintah dan milisi Taliban sering kali mendapat untung dari perdagangan bahan baku obat bius tersebut.
Sebagian besar produksi opium berpusat di perbukitan bagian selatan yang dikuasai Taliban, serta di perbatasan timur negara itu dengan Pakistan.
Taliban telah lama mengambil keuntungan dari bunga poppy dengan mengenakan pajak pada petani dan pedangang, dan menjalankan pabrik pengolahan mengubah opium mentah menjadi morfin atau heroin untuk eskpor ke Pakistan dan Iran.