Siapa yang Akan Bayar Rp881 Triliun untuk Rekonstruksi Gaza?

Anton Suhartono
Dana Rp881 triliun dibutuhkan untuk membangun kembali Gaza setelah 2 tahun serangan brutal Israel (Foto: AP)

ISTANBUL, iNews.id - Jumlahnya fantastis, Rp881 triliun. Itulah dana yang dibutuhkan untuk membangun kembali Jalur Gaza setelah 2 tahun serangan mematikan Israel menghancurkan hampir seluruh wilayah kantong Palestina tersebut.

Namun pertanyaannya kini bukan sekadar berapa biaya yang diperlukan, melainkan siapa yang akan membayarnya.

Laporan Interim Damage and Needs Assessment (IRDNA) yang disusun Bank Dunia, Uni Eropa, dan PBB, memperkirakan total kebutuhan rekonstruksi mencapai 53 miliar dolar AS atau setara Rp881 triliun. Angka ini mencakup kerusakan fisik senilai 29,9 miliar dolar serta kerugian sosial dan ekonomi sebesar 19,1 miliar dolar.

Namun versi otoritas Gaza bahkan lebih tinggi. Kantor Media Pemerintah Gaza memperkirakan total kerugian sektor vital bisa menembus 70 miliar dolar AS. Artinya, beban pemulihan Gaza bisa menjadi proyek kemanusiaan termahal dalam sejarah modern.

Rekonstruksi Tersandera Politik

Menurut banyak pengamat, rekonstruksi Gaza bukan sekadar soal dana, tetapi juga soal politik dan izin.

Ahmed Bayram dari Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan, upaya membangun kembali tidak akan mungkin tanpa komitmen Israel untuk membuka akses masuk material dan peralatan konstruksi. 

“Tantangannya sangat besar, dan dunia harus bersatu. Tapi Israel harus terlebih dulu mengizinkan perbaikan infrastruktur dan jalan,” ujarnya.

Kondisi ini menimbulkan paradoks, negara yang menghancurkan Gaza justru menjadi pihak yang menentukan seberapa cepat dia bisa dibangun kembali.

Siapa yang Akan Menanggung Biaya?

Bank Dunia dan Uni Eropa telah menyiapkan kerangka pendanaan awal, namun jumlahnya masih jauh dari kebutuhan.

Negara-negara Teluk seperti Qatar dan Arab Saudi kemungkinan akan menjadi penyumbang utama, sementara negara-negara Barat masih terbagi antara kepedulian kemanusiaan dan kepentingan politik.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
1 hari lalu

Perusahaan Elon Musk SpaceX Masuk Klub Raksasa Militer Dunia: Era Baru Perang Antariksa?

Internasional
1 hari lalu

Spesifikasi Drone LUCAS Amerika yang Dibikin Khusus untuk Cegat Drone Kamikaze Shahed Iran

Internasional
1 hari lalu

Beri Hadiah Perdamaian untuk Trump, FIFA Disorot soal Genosida Israel di Gaza

Internasional
1 hari lalu

Beri Hadiah Perdamaian FIFA untuk Trump, Gianni Infantino Banjir Kecaman

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal