PBB berharap skema serupa seperti Marshall Plan, program bantuan besar-besaran setelah Perang Dunia II, bisa diterapkan untuk Gaza. Tapi banyak pengamat ragu, mengingat situasi keamanan dan blokade Israel yang masih berlangsung.
“Tidak cukup sekadar mengumumkan angka miliaran dolar. Dunia harus menuntut tanggung jawab moral atas kehancuran ini,” ujar Mamoun Besaiso, penasihat PBB untuk rekonstruksi Gaza.
Lebih dari Sekadar Uang
Meski angka Rp881 triliun menggambarkan skala kerusakan fisik, para ahli menilai rekonstruksi sejati Gaza juga harus mencakup pemulihan sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Lebih dari 660.000 anak kehilangan sekolah, 1.700 tenaga medis tewas, dan 92 persen rumah penduduk hancur total.
“Ini bukan hanya soal membangun rumah dan jalan. Ini soal mengembalikan kehidupan yang dicuri dari satu generasi," kata Besaiso.