Namun pasien dengan ventilator yang diberikan remdesivir menghabiskan waktu jauh lebih singkat untuk menggunakan alat bantu pernapasan itu, dibandingkan kelompok kontrol. Perbandingan rata-ratanya yaitu 7 hari berbanding 15 hari.
“Namun, tidak ada perbedaan signifikan yang dicatat antara kedua kelompok dalam hal durasi dukungan oksigen; lama tinggal di rumah sakit, dan; waktu perawatan yang dihabiskan hingga keluar dari rumah sakit atau meninggal dunia,” demikian laporan penelitian itu.
Para peneliti mengatakan, riset ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk fakta bahwa penelitian mereka dihentikan sebelum waktunya, ketika jumlah pasien menurun drastis sebagai hasil positif dari kebijakan lockdown yang ketat di Wuhan. Karenanya, mereka meminta uji coba remdesivir secara acak lebih lanjut.
Klaim Amerika Serikat
Sementara, hasil uji klinis terhadap pasien Covid-19 yang menggunakan remdesivir di AS dikatakan sembuh sekitar 30 persen lebih cepat daripada mereka yang menggunakan plasebo. Hasil eksperimen yang diumumkan Rabu (29/4/2020) ini pun menuai pujian dari ahli epidemiologi di negeri Paman Sam.
Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional (NIAID) AS selaku lembaga yang mengawasi riset ini menyatakan, pasien Coivd-19 yang menggunakan remdesivir memiliki waktu penyembuhan 31 persen lebih cepat daripada mereka yang menggunakan plasebo. Secara khusus, waktu rata-rata untuk penyembuhan pasien Covid-19 yang diberi obat buatan Gilead Sciences itu adalah 11 hari. Sementara, pasien yang diberi plasebo butuh waktu 15 hari untuk pulih kembali.