UPAYA penyembuhan pasien virus corona (Covid-19) dengan menggunakan obat antivirus remdesivir dianggap tidak menunjukkan manfaat klinis yang signifikan. Kesimpulan itu diperoleh dari uji coba awal jenis obat tersebut secara acak di China, yang hasil penelitiannya dirilis Rabu (29/4/2020) kemarin.
Hasil penelitian yang melibatkan lebih dari 200 pasien Covid-19 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, itu diterbitkan dalam jurnal kesehatan The Lancet. Para dokter yang terlibat dalam riset itu menemukan bahwa tidak ada efek positif pemberian remdesivir kepada pasien Covid-19 yang diuji coba, bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (pasien lain yang tidak diberikan obat yang sama).
Temuan itu dirilis tak lama setelah raksasa farmasi AS, Gilead, mengungkapkan hasil penelitian lain bahwa uji coba remdesivir dalam skala besar menunjukkan hasil positif.
“Sayangnya, uji coba kami menemukan bahwa walaupun aman dan ditoleransi secara memadai, remdesivir tidak memberikan manfaat yang berarti dibandingkan dengan plasebo. Ini tentunya bukan hasil yang kita harapkan,” kata peneliti dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang dan Universitas Kedokteran Ibu Kota di China, Bin Cao, selaku pemimpin penelitian itu dikutip AFP, Rabu (29/4/2020).
Penelitian di Wuhan itu dilakukan terhadap 237 pasien Covid-19. Setengah dari mereka diberi remdesivir. Sementara, yang setengah lagi diperlakukan sebagai kelompok kontrol (tidak diberi remdesivir) dan hanya mendapatkan antibiotik standar. Hasilnya, tingkat kematian pada dua kelompok yang diamati itu adalah sama, yakni masing-masing sekitar 14 persen.