Pada 2010, miliarder Saudi, Alwaleed bin Talal menugaskan Khashoggi memimpin stasiun TV barunya yang bermarkas di Bahrain.
3. Pergolakan Arab
Pada 2012, dia dipilih memimpin saluran berita Al Arab yang didukung Saudi, yang dipandang sebagai saingan Al Jazeera yang didanai Qatar. Namun, tak kurang dari 24 jam setelah diluncurkan, stasiun TV baru di bawah pimpinan Khashoggi ini ditutup karena menyiarkan wawancara dengan tokoh oposisi Bahrain.
Sementara itu, Khashoggi juga memberikan sejumlah wawancara dengan media asing, mengecam monarki absolut Saudi dengan mengatakan sistem demokratis diperlukan bagi kestabilan negara di masa depan.
Ketika pergolakan Arab pecah, Khashoggi berpihak pada kelompok oposisi yang mendesak perubahan di Mesir dan Tunisia.
Pandangannya sangat bertolak belakang dengan kebijakan resmi Kerajaan Saudi, yang memandang pemberontakan Arab sebagai ancaman.