Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, warga juga membayar transportasi umum dengan barang.
"Pengemudi ojek dan tuk-tuk (becak motor) diberi bahan bakar dan sabun sebagai ongkos," kata Al Sadiq Issa, seorang relawan lokal.
Beberapa warga lain juga menawarkan jagung, tepung, atau gula sebagai imbalan untuk membayar jasa bengkel.
Saat pertempuran antara pasukan pemerintah dan RSF pecah di Khartoum pada awal perang tahun 2023, Bank Sentral, yang terhubung dengan jaringan antarbank SWIFT, dibakar kemudian diduduki oleh pemberontak selama hampir 2 tahun.
Bank-bank ditutup atau dijarah hingga brankas kosong, menyebabkan runtuhnya perekonomian.
Sebagai gambaran hancurnya mata uang sudan, 1 euro, yang sebelum perang bernilai 450 pounds Sudan, kini bernilai 3.500 di pasar gelap.