“Daging (manusia) yang terbakar di Gaza adalah milik kami dan para perempuan yang dibunuh di Gaza adalah saudara-saudara perempuan kami,” katanya sembari mengecam genosida yang dilakukan Israel di wilayah Palestina.
Sejak pecahnya perang antara pasukan zionis dan Hamas hampir enam bulan lalu, warga Arab di Israel mengaku semakin merasakan permusuhan dari pemerintah dan warga Israel lainnya.
Perang itu dimulai ketika para pejuang Hamas melancarkan serangan ke Israel Selatan yang disebut Operasi Banjir al-Aqsa pada 7 Oktober. Sebanyak 1.200 orang tewas di pihak Israel kala itu. Hamas mengatakan, operasi tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman zionis terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza.
Israel lalu melancarkan serangan balik ke Jalur Gaza untuk melenyapkan Hamas. Sejak saat itu, sedikitnya 32.705 warga sipil Palestina gugur akibat kebiadaban zionis. Sebagian besar dari korban adalah perempuan dan anak-anak.
Seorang aktivis Yahudi Israel berusia 33 tahun, Eyal mengatakan, dia ikut bergabung dalam demonstrasi Jumat lalu sebagai bentuk solidaritasnya dengan orang-orang Arab.
“Kami menuntut diakhirinya pembantaian yang dilakukan Pemerintah Israel di Gaza dan diakhirinya perang di Gaza,” kata Eyal tanpa menyebutkan nama belakangnya.