Tragedi Lillehammer, saat Agen Mossad Israel Gagal Total Bunuh Pangeran Merah Palestina

Riezky Maulana
Pasukan Mossad, agen intelijen paling top Israel membawa tawanan, beberapa waktu lalu. Dalam sejarahnya, Mossad pernah keliru menembak mati sasaran. (Foto: Ilustrasi/Haaretz).

Informasi Palsu Intelijen

Perburuan terhadap Salameh digencarkan. Hingga suatu saat muncul informasi intelijen buron paling dicari itu berada di Lillehammer, kota kecil di Norwegia. Informasi ini datang dari penulis dan mantan katsa (penyidik) Mossad, Victor Ostrovsky. 
 
Satu pasukan Mossad Israel pun diterjunkan untuk menghabisi Salameh. Turut bergabung dalam misi itu Direktur Jenderal  Mossad Zvi Zamir dan komandan operasi Michael Harari.

Pria yang dianggap sebagai Salameh itu Ahmed Bouchikhi. Untuk memastikan targetnya, Bouchikhi terus dibuntuti.

Komandan Pasukan 17 yang juga dijuluki Pangeran Merah Ali Hassan Salameh. (Foto: Times of Israel).

Suatu ketika seorang Palestina berbincang dengan Bouchikhi di kolam renang umum. Seorang perempuan agen Mossad yang menyamar jadi pengunjung turun ke kolam renang untuk menguping pembicaraan itu.

Bouchikhi terdengar bercakap-cakap menggunakan Bahasa Perancis.

Fakta lapangan itu pun semakin meyakinkan Mossad tentang sosok Ali Hassan Salameh. Dalam informasi mereka, Salameh punya kemampuan berbicara multibahasa. Lebih dari itu, foto-fotonya juga mirip.

Hari Eksekusi

Bouchikhi baru saja menonton film bersama istrinya yang sedang hamil. Malam itu, 21 Juli 1973. Turun dari bus mereka berjalan santai menuju rumah. 

Mendadak datang mobil tak dikenal. Mobil itu ternyata ditumpangi empat agen Mossad. Dua orang keluar, dua lainnya tinggal di mobil.

Selanjutnya, sungguh mengerikan. Bouchikhi diberondong tembakan. Tubuhnya ambruk bersimbah darah.

Kota Lillehammer gempar. Pembunuhan ini merupakan yang pertama sejak terakhir kali terjadi 36 tahun lampau di kota sepi tersebut.

Saat polisi datang, Bouchikhi telah tewas dengan 13 lubang peluru di badannya. Penyidikan pun digelar cepat. Sejumlah agen Mossad yang belum sempat meninggalkan kota itu berhasil ditangkap.

Tragedi The Lillehammer Affair mengungkap fakta Mossad telah salah besar! Mereka keliru menembak sasaran.

Bouchikhi, pria Maroko itu jelas bukan Ali Hassan Salameh.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Internasional
10 jam lalu

Israel Kecam Keputusan Turki Tangkap Netanyahu, Sebut Erdogan Tiran

Internasional
11 jam lalu

Turki Keluarkan Surat Perintah Penangkapan untuk Netanyahu, Ini Komentar Hamas 

Internasional
12 jam lalu

Kazakhstan Ikuti Jejak UEA dan Maroko, Gabung Klub Negara Muslim Pro-Israel

Internasional
13 jam lalu

Ini Alasan Turki Keluarkan Surat Perintah Penangkapan terhadap Netanyahu

Internasional
14 jam lalu

Trump Umumkan Kazakhstan Akan Berdamai dengan Israel di Bawah Perjanjian Abraham

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal