Namun, kemudian, Trump mengisyaratkan kemungkinan untuk kompromi. Trump dalam wawancara di Air Force One mengklaim banyak negara telah berusaha mencari kesepakatan. Dia menyebut tarif baru tersebut sebagai alat strategis untuk memperoleh kesepakatan yang menguntungkan.
"Selama mereka menawarkan sesuatu yang menguntungkan, kami terbuka untuk berdiskusi. Lihat TikTok sebagai contoh. China mungkin ingin kami mempertimbangkan kembali tarif sebagai imbalan atas persetujuan kesepakatan. Tarif memberi kita pengaruh yang signifikan," kata Trump.
Putranya Eric Trump juga buka suara soal kemungkinan ayahnya untuk bernegosiasi terkait tarif impor tersebut. "Saya tidak ingin menjadi negara terakhir yang mencoba bernegosiasi dengan Donald Trump," tulis Eric Trump, di X.
"Yang pertama bernegosiasi akan menang, yang terakhir pasti akan kalah. Saya telah menonton film ini sepanjang hidup saya."
Kebijakan tarif Trump telah memicu dampak yang terus meluas. Pasar global jatuh untuk hari kedua berturut-turut setelah China mengumumkan pembalasan menerapkan bea masuk sebesar 34 persen atas barang-barang Amerika Serikat yang berlaku mulai 10 April. Beijing juga berniat mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia dan menangguhkan ekspor mineral langka kategori sedang dan berat ke AS.
Uni Eropa, yang dikenai tarif sebesar 20 persen, berjanji merespons secara terukur dan terpadu. Sementara Jepang yang menghadapi bea masuk sebesar 24 persen, telah mendesak pengekangan.
Penjabat presiden Korea Selatan juga telah menyerukan dialog. Sementara Bangladesh berencana untuk secara resmi mengajukan banding ke Perwakilan Dagang Amerika Serikat.