WASHINGTON, iNews.id – Ketegangan antara Universitas Harvard dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyoroti satu kenyataan pahit, mahasiswa internasional kini berada di garis depan konflik politik yang mungkin tak mereka kehendaki.
Bukan hanya Harvard, sejumlah universitas elite lainnya di Amerika Serikat juga terancam mengalami nasib serupa.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem secara terbuka memperingatkan bahwa setiap kampus yang dianggap “membangkang” terhadap kebijakan pemerintah dapat dikenai sanksi serius, mulai dari pencabutan dana federal, hilangnya status bebas pajak, hingga larangan menerima mahasiswa asing.
Kebijakan ini secara langsung mengancam lebih dari 7.000 mahasiswa asing di Harvard, dan ribuan lainnya di seluruh AS. Mereka tidak hanya berisiko kehilangan visa pelajar, tetapi juga harus meninggalkan negara itu dalam waktu singkat, bahkan ketika mereka sudah berada di tengah-tengah program studi yang menuntut waktu, biaya, dan perjuangan panjang.
Salah satu contoh mencolok adalah Putri Mahkota Belgia, Elisabeth, yang tengah menempuh studi magister di Harvard. Setelah menyelesaikan tahun pertamanya, masa depan akademisnya kini tidak pasti.
Istana Kerajaan Belgia bahkan menyatakan masih meninjau dampak kebijakan imigrasi Trump terhadap kelanjutan studi sang putri.