ANKARA, iNews.id – Turki menyatakan bakal memulangkan para ahli rudal Rusia yang mengawasi teknologi pertahanan udara S-400. Langkah itu diambil Ankara demi mengatasi kekhawatiran Amerika Serikat dengan keberadaan sistem pertahanan udara tersebut, tanpa harus membatalkan pembeliannya sama sekali.
Pernyataan tersebut muncul menjelang pertemuan yang dijadwalkan antara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT NATO di Brussels, Belgia, pertengahan bulan ini. Hal itu sekaligus menandai kesiapan Ankara untuk berkompromi soal isu yang menjadi perhatian AS.
Bloomberg melansir, Washington DC menyatakan bahwa Ankara harus mengakhiri kehadiran para personel Rusia di Turki untuk membantu pelatihan dan perakitan rudal. Permintaan AS itu pun kini terwujud.
Namun Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menegaskan, pihaknya tidak akan tunduk pada tuntutan yang lebih luas dari Amerika, yakni menyingkirkan rudal S-400 agar sanksi AS terkait dicabut. Dia memastikan, sistem S-400 akan sepenuhnya berada di bawah kendali Turki ketika para ahli Rusia pulang ke negara asal mereka.
“Kami telah mengirimkan banyak teknisi untuk pelatihan. Pakar militer Rusia tidak akan tinggal di Turki,” kata Cavusoglu dalam kunjungannya ke Yunani, akhir pekan lalu, seperti dilaporkan stasiun televisi TRT, Senin (31/5/2021).
Dia pun menolak seruan AS pada Turki untuk tidak mengaktifkan misil tersebut. “Kami tidak mungkin menerima perintah dari negara lain untuk tidak menggunakannya,” ujarnya.