Seorang ABK WNI mengatakan, tempat kerja mereka cukup buruk dan terjadi eksploitasi tenaga kerja. ABK yang meninggal sempat sakit selama sebulan.
“Awalnya keram, terus tau-tau kakinya bengkak dan dari kaki langsung menyerang ke badan dan langsung sesak,” demikian pengakuan seorang ABK.
Disebutkan pula selama berada di kapal, para ABK tak boleh meminum air mineral yang dibawa dari darat, melainkan air laut yang difiltrasi. Diyakini para kondisi para ABK memburuk akibat perlakuan ini.
“Pusing, emang enggak bisa minum air itu sama sekali. Sampai ada dahak-dahak,” kata ABK.
Selain itu mereka dipaksa bekerja 18 jam sehari. Mereka bekerja 30 jam di mana setiap 6 jam beristirahat untuk makan dan sebagianya.