SINGAPURA, iNews.id - Sebuah gereja dengan 16.000 jemaat di Singapura akan berhenti mengadakan kebaktian umum akhir pekan ini, lantaran makin meningkatnya jumlah kasus virus korona di negara itu. Sebagai gantinya, gereja itu akan menyiarkan kebaktian online atau penginjilan secara online.
City Harvest Church merupakan salah satu gereja paling besar di Asia yang pernah terperosok skandal korupsi beberapa tahun terakhir. Keputusan City Harvest Church ini muncul setelah Singapura melaporkan lompatan terbesar terakit virus korona, yang naik menjadi 58 kasus.
"Pemimpin mempertimbangkan apa hal yang paling bijaksana dan paling bertanggung jawab untuk dilakukan bagi gereja kami mengingat meningkatnya jumlah kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir ini," kata Pendeta Ho Yeow Sun, dalam video yang diunggaj Facebook, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (14/2/2020).
"Ini adalah tindakan sementara. Saya menantikan hari ketika situasi stabil dan kita semua bisa kembali bersama untuk melayani lagi."
Beberapa kelompok agama membatalkan kegiatan di seluruh negeri, sementara pemerintah menyarankan pusat-pusat bisnis menunda atau membatalkan semua acara skala besar yang tidak penting.
Pihak berwenang berusaha menenangkan kegelisahan setelah mereka meningkatkan tingkat kewaspadaan virus korona menjadi 'oranye' pekan lalu dan memicu warga berbondong-bondong membeli barang-barang seperti beras dan kertas toilet.
Wabah ini menghidupkan kembali ingatan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada 2003 yang menewaskan lebih dari 30 orang di Singapura dan hampir 800 di seluruh dunia.