"Penelitian baru ini menunjukkan bahwa Grup B merupakan ancaman utama dan kurang dihargai untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan bayi baru lahir, membawa dampak menghancurkan bagi begitu banyak keluarga secara global," kata Philipp Lambach, peneliti di departemen imunisasi WHO, dikutip dari AFP, Rabu (3/11/2021).
WHO, lanjut dia, bersama para mitra, menyerukan pengembangan mendesak untuk vaksin GBS sehingga manfaatnya bisa dirasakan banyak negara di dunia.
Rata-rata 15 persen perempuan hamil di seluruh dunia, atau hampir 20 juta orang, membawa bakteri GBS dari kemaluan setiap tahun.
Sebagian besar kasus ini tidak menunjukkan gejala, perempuan hamil yang terinfeksi dapat menularkan GBS ke janinnya melalui cairan ketuban atau saat kelahiran ketika bayi melewati vagina. Bayi dan janin sangat rentan karena sistem kekebalan mereka tidak cukup kuat melawan bakteri yang berkembang biak.
Jika tidak diobati, GBS juga bisa menyebabkan meningitis dan septikemia yang mematikan. Sementara bayi yang bisa bertahan hidup bisa mengalami cerebral palsy atau masalah penglihatan dan pendengaran permanen.