RIYADH, iNews.id - Pejabat senior Arab Saudi menegaskan pemerintah sudah berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji, di tengah banyaknya korban meninggal dunia. Sebagian besar jemaah yang meninggal tak memiliki visa haji sehingga tak bisa mengakses layanan untuk menghindari dampak buruk dari suhu panas yang menembus 50 derajat Celsius.
Sebanyak 1.126 jemaah haji meninggal dunia berdasarkan data resmi hingga hingga Jumat (21/6/2024) yang dikumpulkan AFP. Angka tersebut merupakan data resmi yang dikumpulkan dari negara-negara bersangkutan, termasuk Mesir, Indonesia, Yordania, Tunisia, dan lainnya.
“Pemerintah tidak gagal, tapi ada kesalahan penghitungan di pihak jemaah yang tidak menyadari risikonya,” kata pejabat yang meminta identitasnya tak dipubikasikan, kepada AFP, seperti dikutip Sabtu (22/6/2024).
Pejabat itu menambahkan, pada 2 hari pelaksanaan haji yakni 15 dan 16 Juni, sebanyak 577 jemaah meninggal. Tanggal tersebut merupakan pelaksanaan Wukuf di Arafah, di mana jemaah menghabiskan waktu di bawah terik matahari di Jabal Rahmah untuk berzikir dan berdoa. Keesokan hari para jemaah melakukan lontar jumrah di Mina.
“Ini terjadi di tengah kondisi cuaca buruk dan suhu yang sangat ekstrem,” kata pejabat tersebut.