2. Motif Pembangunan Pagar Beton Diduga karena Sengketa Tanah
Penutupan dilakukan oleh warga bernama Ruli yang diduga bermotifkan sengketa tanah. Ruli ingin menguasai tanah yang sempat dimiliki ayahnya.
Tanah tersebut dimiliki oleh mendiang almarhum Munir yang membelinya dari sistem lelang di bank. Pemilik tanah sebelumnya yakni Anas Burhan diduga bangkrut.
Acep Waini Munir, anak ketiga almarhum Munir, saat ditemui di rumahnya mengatakan, dari awal sudah jelas, tujuan ahli waris pemilik tanah, yakni Ruli yang merupakan anak dari almarhum Anas Burhan, memang ingin menguasai kembali tanahnya.
"Bacaannya dari awal sudah jelas, Ruli mau miliki tanah ini lagi. Tapi kita gak jual. Orang maksa gitu. Intinya, kami dari pihak ahli waris tidak ingin menjual," kata Acep, kepada MNC, Senin (15/3/2021).
3. Warga Harus Lewat Kuburan karena Pagar 2 Meter
Penghuni rumah yang merupakan keluarga almarhum Munir pasrah dengan penutupan akses keluar masuk ke jalan. Tak hanya dibeton, pagar setinggi dua meter tersebut juga dipasang kawat berduri.
Untuk keluar rumah, mereka harus naik turun tangga kayu reyot dan melompati dua pagar beton yang menghalangi rumah itu dari dunia luar.
"Ya terkadang lewat sini, tinggal geser dan angkat papannya. Takut awalnya. Tapi lama-lama biasa. Anak-anak juga berani," kata Anna Melinda, anak almarhum Munir, Jumat (12/3/2021) sore.