Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada 2.343 kasus DBD yang terjadi di Ibu Kota hingga Minggu (3/3/2019) kemarin. Berdasarkan angka incidence rate yang ditunjukkan, terdapat lima kecamatan memiliki tingkat kerawanan tinggi dalam penyebaran DBD. Kelima kecamatan itu adalah Kalideres (Jakarta Barat), Pasar Rebo (Jakarta Timur), Cipayung (Jakarta Timur), Matraman (Jakarta Timur), dan Jagakarsa (Jakarta Selatan).
“Lima kecamatan ini jadi kecamatan yang insidence rate-nya tertinggi di DKI per tanggal 3 Maret 2019,” tuturnya.
Widyastuti pun mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan agar terbebas dari jentik nyamuk. Salah satunya bisa dilakukan lewat gerakan satu rumah satu kader jumantik, di samping menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air di lingkungan sendiri dan sekitar.
DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang menginfeksi bagian tubuh dan sistem peredaran darah manusia ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty yang terinfeksi. Gejala penyakit ini biasanya diawali dengan demam, nyeri otot dan sendi, terdapat bintik merah atau ruam di kulit, disertai mual dan nyeri di ulu hati. Pada kasus yang parah, gejala dapat berupa pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa.