"Dari total (kuota) 19.000 jadi 7.900 yang dapat. Diturunkan kuotanya, cuma kita protes tetap saja mereka bilangnya segitu. Akhirnya hari ini kejadian (keluhan mahasiswa)," ujarnya.
Lebih lanjut, Ima menekankan hal ini telah diwanti-wanti sejak penyusunan anggaran. Tapi masukan DPRD sering kali tidak didengar padahal aspirasi langsung dari masyarakat.
"Ya masih masuk kuping kanan keluar kuping kiri ya. Padahal itu yang saya usulkan itu yang terjadi di masyarakat. Kita sering turun ketemu, ini masalah gini-gini. Kasian orang-orang seperti itu yang harusnya mereka mendapatkan hak jadi mereka tertunda bahkan hilang," pungkasnya.