Pengamen Ondel-Ondel: Sunyi di Jakarta, Marak di Tepi Ibu Kota

Riezky Maulana
Pengamen ondel-ondel mengais rezeki di Jalan Boulevard Raya, Grand Galaxy Park, Bekasi, Minggu (13/6/2021) malam. (Foto: iNews.id/Riezky Maulana)

BEKASI, iNews.id – Sinar lampu berpendar terang dari kafe dan warung-warung tenda di sepanjang Jalan Boulevard Raya, Grand Galaxy Park, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Minggu (13/6/2021) lepas Isya. Siraman cahaya bohlam dari penerangan jalan umum kian menambah hidup detak suasana malam.

Pengunjung, meski tak berjejal, berderet di bangku-bangku tempat makan itu. Lalu-lintas lumayan padat. Di antara deru knalpot kendaraan, mendadak suara cempreng melodi lagu Betawi memecah malam.

Suara itu datang dari piranti audio lawas yang ditanam pada gerobak kecil usang. Ilham, 17, mendorongnya menyisiri jalanan Boulevard. Kaus dan celana hitam ditambah songkok merah kian menguatkan tampilannya sebagai ‘Orang Betawi’.

Iang, begitu dia disapa, tak sendiri. Bersamanya menemani Putra (16) dan Hadi (10). Bertiga mereka mengais rezeki. Bila Ilham mendorong gerobak, Putra kebagian peran menjalankan ondel-ondel, sementara Hadi membawa kaleng bekas untuk menadah receh atau lembaran uang. 

“Rutenya (mengamen) di Bantar Gebang, Jatiasih, Nusa Indah, Kemang Pratama," ujar Iang kepada iNews.id.

Pengamen ondel-ondel, begitu orang menyebut mereka. Ilham dkk bukan satu-satunya kelompok pengamen bermodal ondel-ondel berjalan itu. Saban malam di Bekasi berseliweran kelompok serupa.

Tak hanya di Jalan Boulevard, namun juga sudut-sudut jalan lain. Terkadang bertiga, berempat, ada pula yang sekeluarga lebih dari lima orang. Mereka menyusuri jalan-jalan kota demi mendapatkan uluran cuan.

Bekasi bukan pula satu-satunya kota tempat pengamen semacam ini eksis. Sejumlah kota pinggiran Jakarta semacam Depok, Tangerang, Tangerang Selatan juga marak.

Pengamen ondel-ondel di Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (13/6/2021). (Foto: iNews.id).

Bagio, misalnya. Pada Sabtu (12/6/2021) malam dia menyusuri Jalan Surya Kencana, Pamulang, Tangsel. Kaleng plastik bekas cat menghiasi tangannya. 

Di antara berisik kendaraan yang merambat, dia tak lelah mengulurkan kaleng itu ke orang-orang yang ditemuinya. Kebanyakan mereka yang sedang menikmati makan di warung atau kafe, juga orang-orang mengantre panganan pinggir jalan (street food).

Bagio juga tak sendiri. Dia menyebut nama Agus, temannya yang berperan menggotong ondel-ondel serta Baus (Usman) dan Minjo yang mendorong gerobak audio.

Bagio mengaku tiap malam menyir Jalan Surya Kencana, Setia Budi dan sekitarnya. Dia mengaku hanya bekerja malam. Sementara saat siang, bekerja serabutan.

“Buat makan mas. Namanya juga punya anak istri,” kata dia sambil cepat-cepat berlalu usai menerima selembar Rp5.000.

Tersingkir dari Ibu Kota

Pengamen ondel-ondel pernah begitu ramai di Ibu Kota. Hampir tiap sore hingga malam berseliweran kesenian khas Betawi ini di berbagai sudut kawasan. 

iNews.id pernah menghitung di sepanjang Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, misalnya, dalam satu malam bisa lewat setidaknya empat kali kelompok pengamen berbeda.

Jalan Wahid Hasyim ibarat perlintasan karena hampir keseluruhan menuju Jalan H Agus Salim atau dikenal sebagai pusat kuliner Sabang. Tak mengherankan lantaran titik itu nyaris tak pernah sepi manusia. 

Hanya di kalan PSBB ketat kuliner Sabang sedikit terlelap. Tapi toh pengamen ondel-ondel tak pernah surut. Bunyi ‘ngak ngek ngok’ dari audio dalam gerobak hampir selalu menjadi penghias malam. Tak dimungkiri, pengamen ondel-ondel ibarat cendawan di musim hujan.

Tapi itu dulu.

Ketika keberadaannya makin berlipat dan rasa kenyamanan publik mulai tersikat, polemik pun mencuat. Nada-nada sumbang atas keberadaan pengamen ondel-ondel makin kencang. 

Salah satu argumentasinya: pengamen ondel-ondel menodai kebudayaan Betawi. Ondel-ondel yang seharusnya memiliki nilai adiluhung dari tradisi turun-temurun, dianggap telah menjadi ladang bisnis.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Megapolitan
3 hari lalu

KPK Ungkap Sudah Setop Penyelidikan Kasus Lahan RS Sumber Waras sejak 2023

Megapolitan
5 hari lalu

Kelakar Pramono soal ANRI: Tiba-Tiba Heboh saat Roy Suryo Datang

Megapolitan
6 hari lalu

Pramono Bakal Terbitkan Larangan Perdagangan Daging Anjing dan Kucing di Jakarta

Megapolitan
7 hari lalu

Pramono soal Dana Transfer ke Jakarta Dipangkas Rp15 Triliun: Kami akan Bekerja Lebih Keras

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal