Ia dikenal sebagai penemu teori Crack Propagation, yang menjadi dasar bagi peningkatan keamanan pesawat terbang di seluruh dunia. Kemampuan dan prestasinya diakui secara internasional, dan ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang diakui di komunitas ilmiah global untuk penemuan-penemuan di bidang teknologi penerbangan.
Karier politik Habibie dimulai ketika ia dipanggil pulang oleh Presiden Soeharto untuk membantu membangun industri teknologi tinggi di Indonesia.
Ia menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi selama lebih dari dua dekade, sebelum akhirnya menjadi Wakil Presiden dan kemudian Presiden Indonesia pada tahun 1998.
Kepresidenan Habibie, meskipun singkat, sangat penting karena ia memimpin negara dalam masa transisi dari rezim otoriter Orde Baru menuju era reformasi.
Sebagai Presiden, Habibie memperkenalkan banyak reformasi, termasuk kebebasan pers, pemisahan TNI dan Polri, serta pemilu yang lebih demokratis.