JAKARTA, iNews.id - Inilah 3 jabatan Ichsanuddin Noorsy menjadi topik menarik untuk dibahas karena menggambarkan perjalanan panjang seorang intelektual ekonomi yang aktif di berbagai bidang strategis.
Ichsanuddin Noorsy dikenal bukan hanya sebagai ekonom dan akademisi, tetapi juga tokoh yang pernah terlibat langsung dalam sistem politik, korporasi negara, dan dunia perbankan. Ketiga jabatan penting yang pernah diembannya menunjukkan konsistensi serta kedalaman pemikirannya terhadap tata kelola ekonomi nasional.
Berikut 3 jabatan Ichsanuddin Noorsy yang dilansir iNews dari berbagai sumber, pada Selasa (22/10/2025):
Salah satu dari 3 jabatan Ichsanuddin Noorsy yang paling berpengaruh adalah ketika ia menjabat sebagai anggota DPR/MPR RI pada periode 1997–1999. Masa itu merupakan periode transisi politik Indonesia dari Orde Baru menuju era Reformasi, ketika bangsa tengah mengalami perubahan besar dalam sistem pemerintahan dan ekonomi.
Dalam posisinya sebagai wakil rakyat, Ichsanuddin Noorsy terlibat langsung dalam perumusan kebijakan dan dinamika politik yang menentukan arah reformasi nasional.
Jabatan ini memberinya pengalaman berharga dalam memahami mekanisme pengambilan keputusan negara, interaksi antarpartai, serta hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Ichsanuddin Noorsy aktif dalam sebuah forum diskusi publik yang membahas isu-isu ekonomi, politik, dan sosial. Dalam acara tersebut, ia dikenal dengan analisisnya yang tajam, argumentatif, dan berbasis data. Kehadirannya di program itu memperkuat reputasinya sebagai intelektual publik yang kritis terhadap kebijakan pemerintah sekaligus berkomitmen memberikan edukasi ekonomi kepada masyarakat luas.
Jabatan kedua dari 3 jabatan Ichsanuddin Noorsy adalah sebagai Komisaris PT Pelindo II. Dalam kapasitas ini, ia masuk ke ranah korporasi negara yang strategis dalam sektor pelabuhan dan logistik nasional. Posisi tersebut memberinya kesempatan untuk memahami lebih dalam bagaimana pengelolaan aset negara dilakukan serta bagaimana interaksi antara BUMN, pemerintah, dan investor asing berjalan di lapangan.
Sebagai komisaris, Noorsy berperan dalam memberikan pengawasan dan masukan terhadap kebijakan manajerial perusahaan. Pengalaman di Pelindo II memperkuat pemahamannya tentang pentingnya transparansi, efisiensi, dan keberpihakan terhadap kepentingan nasional dalam pengelolaan aset strategis negara.
Dari jabatan ini pula, Noorsy semakin dikenal sebagai ekonom yang menolak ketergantungan terhadap modal asing dan mendesak agar pejabat publik tidak mengorbankan kedaulatan ekonomi Indonesia. Sikapnya yang nasionalis dan kritis menjadikannya figur yang sering dijadikan rujukan ketika berbicara soal pengelolaan BUMN dan kebijakan ekonomi nasional.