Komplikasi:
Hal yang lebih mengganggu daripada rasa sakit itu adalah dampaknya terhadap mental dan tekad saya. Saya sempat menjadi ragu-ragu untuk melanjutkan perjalanan hingga ke puncak. Sudah terlintas dengan jelas di benak saya untuk menyerah dan mengakhiri pendakian hanya sampai di basecamp Kalimati saja.
Resolusi:
Meskipun terdengar berlebihan, namun saya mendapatkan banyak pelajaran dari pencapaian yang saya bisa lakukan sewaktu mendaki gunung Semeru enam tahun yang lalu.
Di antara indahnya sunrise puncak Mahameru di pagi hari, terjalnya jalur pasir di atas Cemoro Tunggal, atau kuatnya magnet pendakian ke puncak pulau Jawa ini, saya menemukan bahwa kesulitan dan kendala, yang kemudian bermuara pada rasa takut dan keraguan, tidak akan menjatuhkan kita selama kita masih memilih untuk tetap berjuang dan berusaha, untuk terus bangkit dan mencoba lagi.
Saya menghitung langkah saya saat mendaki tanjakan pasir menuju puncak, membuatnya semacam ritme yang saya ulangi terus menerus, yang kemudian tanpa saya rencanakan sebelumnya, berhasil membuat saya terus melangkah, bahkan mendahului tim yang lain yang kadang lebih banyak berhenti untuk istirahat.
Koda:
Mendaki Mahameru telah mengajarkan saya tentang perjuangan dan tekad pada jalur terjalnya. saya pikir akan mendakinya lagi di kemudian hari, karena mungkin saja, Semeru akan mengajarkan hal lain lagi untuk saya.