Legislator dari Dapil Kalimantan Barat I itu mengatakan, anggaran Rp33 triliun per tahun untuk pupuk subsidi hanya bisa mencukupi 1/3 dari kebutuhan petani yang masuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK). Itu artinya, menurut Daniel alokasi yang ada masih jauh dari kebutuhan petani kecil.
“Terlepas dari berbagai masalah yang ada, kelangkaan pupuk juga karena memang kurangnya kuota pupuk subsidi sehingga harus ada upaya tambahan untuk memaksimalkan hasil tani,” ucapnya.
Penggunaan pupuk organik dan pembangunan pabrik pupuk mandiri dinilai bisa menjadi solusi kelangkaan pupuk. Pabrik pupuk mandiri pun bisa meningkatkan perekonomian masyarakat karena bisa menggerakkan ekonomi di daerah khususnya di wilayah-wilayah pertanian.
“Dan pabrik pupuk mandiri harus menjadi bagian yang utuh dalam mengatasi persoalan pengelolaan sampah,” kata Daniel.