JAKARTA, iNews.id - Direktur Penyidikan (Dirdik) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigjen Asep Guntur Rahayu mengaku ditugaskan untuk terjun langsung mencari dan menangkap buronan kasus korupsi proyek e-KTP, Paulus Tannos ke luar negeri. Asep menceritakan bahwa ia dan tim KPK sudah sempat bertemu dengan Paulus Tannos.
Awalnya, diungkapkan Asep, KPK mendapatkan informasi bahwa Paulus Tannos berada di negara tetangga Indonesia. Asep kemudian terjun langsung ke negara tersebut.
Thailand dikabarkan menjadi negara yang persembunyian Tannos. Di Thailand, Asep berhasil menemukan Tannos. Bahkan, Asep sudah berhadap-hadapan langsung dengan Tannos.
"Saya sendiri yang diminta oleh pimpinan datang ke negara tetangga dengan informasi yang kami terima, kami juga sudah berhadap-hadapan dengan yang bersangkutan (Paulus Tannos), tapi tidak bisa kami lakukan eksekusi karena kenyataannya, paspornya sudah baru di salah satu negara di Afrika dan namanya sudah lain. Bukan nama Paulus Tannos," ungkap Asep Guntur kepada wartawan, Minggu (13/8/2023).
Asep menerangkan, pihaknya sudah berupaya menjelaskan ke aparat penegak hukum di Thailand soal sosok buronan Paulus Tannos. Namun memang, kata Asep, tim KPK belum berhasil membawa Tannos ke Indonesia karena identitasnya berbeda. Tannos telah mengubah identitas hingga kewarganegaraannya.
"Walaupun kita menunjukkan pada kepolisian di negara tersebut karena kita kerja sama Police To Police dan didampingi Hubinter Polri, kita tunjukin fotonya sama, 'Mister ini fotonya sama' tapi pada kenyataannya saat dilihat di dokumennya itu beda namanya. Dan dia bukan warga negara Indonesia," jelas Asep.
Berdasarkan hasil temuan tim KPK, kata Asep, Paulus Tannos mempunyai dua kewarganegaraan. Selain Indonesia, Paulus Tannos memiliki kewarganegaraan di salah satu negara daerah Afrika. Ia juga telah mengubah namanya menjadi Thian Po Tjin.
"Dia punya dua kewarganegaraan karena ada negara-negara yang bisa punya dua kewarganegaraan, salah satunya di negara Afrika tersebut," kata Asep.