“Pemerintah harus mengantisipasi peristiwa yang sama mengingat banyak perusahaan yang berbasis sama dengan Tokopedia,” ujarnya.
Dugaan kebocoran jutaan data pelanggan pertama kali dilaporkan oleh akun Twitter @underthebreach. Akun ini menginformasikan peretasan terhadap Tokopedia terjadi sejak Maret 2020.
“Peretasan terjadap pada Maret 2020 dan memengaruhi 15.000.000 pengguna meskipun hacker mengatakan ada lebih banyak,” bunyi cuitannya.
Merespons kehebohan akibat informasi ini, Tokopedia mengeklaim informasi penting pengguna seperti password tetap berhasil terlindungi. Meski begitu, pengguna tetap dianjurkan mengganti password demi keamanan dan kenyamanan.
Tokopedia juga menyebut tidak ada kebocoran data pembayaran pengguna yang digunakan untuk membayar transaksi.
“Seluruh transaksi dengan semua metode pembayaran, termasuk informasi kartu kredit dan Ovo di Tokopedia tetap terjaga aman,” kata VP of Corporate Communication Tokopedia Nuraini Razak dalam keterangan tertulis.